Jatim – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Jum’at (28/08) membuka kembali kunjungan wisata di gunung Bromo yang sebelumnya di tutup sementara sekitar enam bulan akibat wabah bencana non alam berupa virus Corona (Covid-19) yang melanda Indonesia.
Pada fase menuju normal ini pemerintah melakukan pelonggaran ijin di tempat umum salah satunya tempat wisata yang ada di gunung Bromo namun tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan penularan virus bahaya tersebut, salah satunya penggunaan masker jaga jarak dan sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun (antiseptik) dibilas air mengalir.
Di katakan Ketua DPC PHRI kabupaten Probolinggo Jawa Timur Digdoyo Djamaluddin para pengunjung wisata yang datang masih belum memberikan efek positif terhadap pelaku hotel dan restoran meskipun masing-masing pemilik hunian terus berupaya mengemas ivent, dengan harapan para pengunjung yang masih jumlahnya rendah tersebut bisa bermalam di huniannya.
Lebih lanjut Digdoyo Djamaluddin yang akrab disapa pak dhe Yoyok, sektor pariwisata menjerit akibat Corona sudah banyak hotel yang mati suri dan collaps. Segala cara telah di lakukan namun belum mampu mendongkrak tingkat okupansi.
Pihaknya berharap pemerintah tidak tinggal diam melihat mendengar atas kondisi yang dihadapi pelaku wisata yang ada di gunung Bromo, penyelamatan dari sektor hotel dan restoran agar segera dipikir dan di lakukan karena akan menambah kuota angka kemiskinan baru bila sampai para pelaku wisata memberhentikan para pekerjanya.
“Memang perlu di lakukan peran pemerintah pengelola dan pelaku pariwisata perlu duduk 1 meja untuk mengambil langkah yang efektif agar bisa menyelamatkan sektor Pariwisata dan Perhotelan”, kata pemilik hotel Yoschis Bromo, Minggu (13/09).
Selama ini para pengunjung wisata yang menggunakan jasa hotel di Bromo mayoritas dari wisata mancanegara sebelum melanjutkan ke objek wisata lain yang jadi program liburan di Indonesia, sedangkan kunjungan wisata ke Indonesia belum dinyatakan buka hal ini memperparah kondisi keberadaan ekonomi bagi pelaku hotel dan restoran.
Sampai saat ini kunjungan wisata masih di dominasi lokal dan untuk mengunakan fasilitas yang ada seperti hotel dan restoran serta jasa pelaku wisata sangat rendah, rata-rata pengunjung domistik mengunakan kendaraan pribadi setelah melihat viewnya Bromo langsung pulang.(Efendy)