BERITAINDEPENDEN.COM, LUMAJANG – Kemarau panjang melanda sejumlah desa di kabupaten Lumajang Jawa Timur salah satunya desa Salak sehingga warga tidak bisa memenuhi air bersih untuk minum dan masak.
Warga lereng gunung Lamongan desa Salak kecamatan Randuagung kabupaten Lumajang Jawa Timur kesulitan memperoleh air, setelah BPBD setempat menyatakan droping air bersih perpanjangan masa transisi darurat kekeringan berakhir sampai 30 November kemarin telah dampak warga di bingungkan untuk memperoleh air minum dan masak.
Giman salah satu warga dusun Salak Tengah RT 11 RW 06 desa Salak, untuk mendapatkan air minum harus antri berjam-jam dengan warga se desanya, lamanya menunggu antrian warga ada yang mandi cuci-cuci itupun jalannya ke tandon air melalui perkebunan kopi dengan lebar dan jalan yang luasnya sekitar 1.5 meter.
Giman beserta kelurganya untuk mandi sekitar 2 km dari tempat tinggalnya dan aur yang di buat mandi pun sebenarnya kurang layak, namun kondisi yang harus di hadapi mau tidak mau warga mandi dan cuci di aliran irigasi ke lahan pertanian itu.
“Saiki wes oleh petang dino ngak udan terus, iki wong-wong teko Salak aduse ado. Terus seng teko BPBD Lumajang jarene wes ngak onok yas yo opo iki mas”, tutur Giman, Selasa (02/12/2019).
Tidak hanya Giman butuh air bantuan itu warga lainya pun sama maka dengan di berhentikan kegiatan pengiriman air bersih oleh BPBD menyita waktu warga untuk beraktivitas sebab untuk mendapkan air berih untuk masak dan minum harus antri pagi sudah ramai, siang warga yang paginya langsung kekebun di pagi hari dan sore sampai petang sepulang mereka dari kebun.
Air yang di minum dan masak saat ini di ambil dari salah satu sumber dari Rano atau danau yang ada di lereng gunung Lamongan di atas desa Salak dengan tandon air berkapasitas 2,500 liter, sementara tandon air dari Pamsimas belum operasi.
“Jupuk banyu teko duwur, iku angel antri soale wong-wong jupo’e kok kono kabeh”, ucap Gimas.
Warga kata Giman berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mendroping air kembali dan wargapun tidak tau apa cara yang harus di lakukan pemerintah, ke inginan warga bantuan terus di turunkan selama air hujan belum turun.
Giman yakin desa-desa yang ada di lereng gunung Lamongan terdampak kekeringan dengan adanya pemberhentian bantuan air berisih akan mengalami kesulitan mendapatan air bersih.
Selain menunggu bantuan air bersih warga senantiasa berharap hujan segera turun, sehingga kebutuhan air bersih bisa di peroleh dari tetesan air yang di genteng dan di tadah.
Penulis: Fen
Editor: Satman