BERITAINDEPENDEN.COM, OPINI – Hoax merupakan informasi bohong, Penulis menyebutnya informasi, bukan berita. Sebab setiap berita mengandung nilai-nilai kebenaran. Sedangkan informasi belum tentu benar, juga belum tentu salah seutuhnya.
Informasi bohong atau hoax telah muncul sejak sepeluh tahun terakhir. Namun periode paling kental menyebar hoax saat mendekati Pilpres 2019. Semua masyarakat tahu beragam hoaks yang menyebar lewat media maupun media sosial.
Masih segar diingatan kita hoax 7 kontainer surat suara yang telah dicoblos. Hingga membuat kondisi Indonesia tidak kondusif. Hampir seluruh masyarakat Indonesia tersita perhatian pada hoax surat suara yang tercoblos tersebut.
Realita lainnya, kasus Ratna Sarumpaet yang menghantarkan dirinya ke jereji besi atas hoax penganiayaan yang menimpa dirinya.
Hoax tidak hanya dilakukan oleh elit politik, masyarakat biasa pun terkandang sengaja membuat kekacauan dalam masyarakat dengan menyebar hoax. Sadisnya, rakyat awam pun terjerumus dalam usaha penyebaran hoax tanpa konfirmasi informasi yang diterima dan disebarkannya.
Perlu diketahui, ada yang sengaja memproduksi hoax dengan maksud keuntungan material. Dosen Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Stefi Anriani menjelaskan, industri hoaks meraup keuntungan 100 miliar per tahun.
Di beberapa tempat, keharmonisan keluarga, persahabatan, bahkan situasi negara telah terusik akibat hoax. Tidak jarang saling melontarkan cacian dan ujaran kebencian efek mengkonsumsi informasi dusta.
Tidak heran jika pemerintah menyita banyak energi untuk mencari solusi memberantas hoax. Wiranto pernah mengeluarkan statmen akan memberi sanksi bagi pelaku hoax dengan Undang-Undang terosisme. Bahkan, staf kepresidenan turun ke lapangan untuk mensosialisasikan bahaya hoax menjelang Pilpres April lalu.
Penanggulangan hoax perlu kerja nyata dan efektif. Karena dampak hoax juga tidak kalah dengan aksi terorisme yang menakutkan masyarakat.
Kominfo RI telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir penyebaran konten bohong. Terutama media online yang disinyalir lambungnya hoax. Tak pelak, Kominfo memblokir bermacam media online yang terindikasi menebar hoax.
Karenanya, masyarakat harus mengkonfirmasi setiap berita yang ia terima. Pahami ciri-ciri hoax dan pilih media kredibel sebagai wadah berita. Budayakan membaca berbagai informasi agar tidak terjebak ke ranah hoax.
Dengan semangat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-74, tingkatkan budaya literasi, saring sebelum sharing. Semata-mata untuk kemajuan dan stabilitas negara kondusif.
Penulis: Amiruddin (Abu Teuming) Penyuluh Informasi Publik (PIP) Kominfo RI, Sekjend Warung Penulis